Rintik hujan membasahi daun, hingga berat terdengar suara angin yang
menembus celah dedaunan yang berputikkan bunga, gelap bergumul biasnya
cahaya penerang malam, jauh tinggi ditaman langit tempat bersemayamnya
angan.
Tersudut aku digelap malam, diselimuti kesunyian dan didekap heningnya malam, sendiri melukis langit dari bayangmu yang terus menghilang, kurangkai bintang demi bintang, ku ukir dengan gerak perlahan dan kupahat langit malam dengan kerinduan.
Langkahku menepi mempersiapkan jalan untukmu yang selalu ku kenang, berandaiku dalam hati agar kau palingkan wajahmu ke awan yang hitam namun penuh dengan lukisan kerinduan.
Sadar hening telah berdenting, kupasrahkan rangkaian bintang ditelan pagi yang kan menjelang, karena kau pasti tak kunjung datang dalam mimpi indahku malam ini.
Tersudut aku digelap malam, diselimuti kesunyian dan didekap heningnya malam, sendiri melukis langit dari bayangmu yang terus menghilang, kurangkai bintang demi bintang, ku ukir dengan gerak perlahan dan kupahat langit malam dengan kerinduan.
Langkahku menepi mempersiapkan jalan untukmu yang selalu ku kenang, berandaiku dalam hati agar kau palingkan wajahmu ke awan yang hitam namun penuh dengan lukisan kerinduan.
Sadar hening telah berdenting, kupasrahkan rangkaian bintang ditelan pagi yang kan menjelang, karena kau pasti tak kunjung datang dalam mimpi indahku malam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar