ego, suka, duka, asa, sabar, ikhlas

Jumat, 16 Desember 2011

Pelukis Hati

Ku tuang secangkir warna dari bias kuningnya mentari ke dalam cawan putih
Membunuh waktu mencari angin yang bertiup kearah barat laut 
tempatku siapkan kanvas putih tuk melukis hati
Senja telah tiba ku ambil warna yang menutupi mentari yang siap tertelan gelap 
dan kembali keperaduannya
 
Pelukis hati. . . Akulah sang pelukis hati, 
berkuaskan tangan dan meliukkan warna warninya duniawi 
pada kanvas putih dari celah hati dibaik semua yg berarti.
Menuang bara api demi terciptanya sebuah karya hasil jerih payahnya imaginasi pribadi
Pelukis hati dari semua yang berarti yang tak dia ingini bahkan semua nilai luhur yang tersimpan dibalik senyum pamrih bagi mereka yang tak tau diri.
 
Aku lukis hati yang warnanya warna warni mulai dari hitam sampai cerah tak terkendali
Hati mereka yang bercampur berbaur busuk dan merah 
seakan darah yang menggelora dan berkobar diufuk timur mentari sambut pagi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar